Aku, Dia dan Mereka

Sebuah Pencarian dan Pembelajaran Diri

Jumat, 17 Juli 2009

" MISTERY MAN "

“ Prak! Bummmmmmmmmm” ku dengar benda jatuh dari almari, hampir mengeani kepalaku. Debu berterbangan mengenai rambutku yang berombak. “Hmmmmmmmmm” lenguhku, sambil mengibas rambut dan bajuku.“ Mai…!!!” seru mamaku.“ Sudah ….di bersihkan almari itu! Cepat barang-barangnya udah datang, mau di letakan di mana baju bermerk itu!”.” Iya...sebentar Ma!” ku seselesaikan tugasku, masih ku lihat benda yang jatuh ...sebuah tabloid dan album foto itu sebelum berlalu. Mamaku dan pagi itu sibuk karena pembukaan Butik baruku. Impianku sejak aku masih kecil, walau papaku seorang dokter di Papua. Tetapi rupanya aku tidak berminat pada bidang itu entahlah, aku menyukai menggambar. Dengan coretan itu aku bisa berimajinasi. Wah...pikirangku ngelantur. Aku mulai tergeletik dn penasaran dengan benda itu. Di pojok ruang butikku...aku mencoba membuka lembaran-lembaran album. Ternyata album masa ketika aku masih duduk di bangku SMP. ” Wah narsis...hahahaha” . lembar demi lembar ku buku hingga pada satu halaman...aku melihat mereka. Dua orang laki-laki yang dulu sempat singgah ke dalam cerita cinta monyetku. Masa indah yang tak pernah ku lupakan. Laki-laki yang pertama adalah teman sekelasku di sekolah Favorit di kota kecil yang menyandang Sekolah Berstandar International. Namanya Noufal, berkacamata minus dan terkadang semaunya sendiri. Laki-laki yang dulu sempat ku kagumi walau pada akhirnya aku sering bertengkar karena sifat cuek dan ketidak dewasaannya, tapi aku diam-diam suka. Lelaki ke dua adalah Adit kakak kelasku, tubuhnya yang tambun dan tinggi seringkali membuatku seperti adik dan anak kecil di hadapannya. Malah bagiku dia seperti kakak laki-laki yang selama ini tak kupunyai karena aku anak pertama dari dua bersaudara. Di mata keluargaku dia merupakan figur yang disenangi bahkan di rindukan. Seandainya dia tidak datang ke rumah, pasti adikku Ico tanya, apalagi mamaku. Apa istimewanya dia...protesku, karena perasaan tidak bisa di bohongi ataupun harus di paksakan walau itu dengan orangtuaku. Ah...kadang aku senyum sendiri mengingat kisah itu...tapi kemanakah mereka berdua? Setelah kami melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi dan akhirnya aku pindah rumah, Aku tidak mendengar kabar mereka, terakhir yang kudengar Noval ada di Eropa melanjutkan pendidikannya yang dulu dia inginkan seperti cerita Andrea Herata. Bagaiamana dia ya?, ada desir di dadaku. Bagaimana dia sekarang, apa masih dengan sifat cueknya, berkacama minus atau dia??? Ah...imajinasiku mulai liar. Adit...bagaimanakah dia? apa tubuhnya masih gemuk, ataukah sekarang kurus? Aku hanya mengira tentangnya terakhir yang ku dengar dia menjadi pengusaha di pulau Dewata. “Ah...kenapa aku memikirkan mereka berdua....uhhfff gak boleh Mai!gak boleh...ucapan guruku yang dulu kudengar...sorry mam!!!??”. Setelah aku melanjutkan keperguruan tinggi dan lulus, aku mencoba mengisi masa menganggur dengan membuka Butik kecil-kecilan, ternyata sekarang berkenbang dengan baik dan banyk menerima order. Seperti impianku dulu ketika bercerita dengan guruku, aku katakan aku ingin menjadi seorang Desainer dan ingin keliling dunia, akhirnya mimpi itu terwujud sekarang. Dengan karya desainku dan butikku, aku sekarang sering keluar negeri untuk mengadakan kunjungan. Hari-hari penuh kesibukan dan terkadang tidak sempat memikirkan yang lain. Tetapi akhir-akhir ini aku terusik. Setiap minggu ada surat yang tak jelas siapa pengirimnya, surat itu berupa puisi yang membuat siapapun jatuh cinta. Sebagai wanita aku tersanjung dengan kata-katanya. ” Yah...aku jatuh cinta, siapakah orang yang telah membuat hari-hariku bahagia, walau tak bertemu rupa?. Surat itu terus menerus selama 2 tahun. Siapakah sang Arjuna? Aku ingin bertemu Dia. Apalagi dia juga ingin bertemu denganku dan ingin melamarku. Aku berbunga-bunga...aku akan menggangguk kalau dia datang suatu hari nanti. Tanggal 16 bulan april dia akan datang. Aku tak sabar ingin berjumpa. Hari itu tiba pagi-pagi aku menunggu dengan gelisah ku lihat jam di tangan belum ada tanda-tanda dia datang, membuatku penasaran siapakah dia?. Jam satu lewat...aku mulai gamang jangan-jangan dia adalah jodoh imajinasiku. Setelah menunggu lama aku tertidur pulas di sofa. Tiba-tiba ”tok..tok...tok” mendengar suara pintu yang di ketuk akupun malas membuka..masih ngantuk berat. ”krek !!!” ku buka pintu...itu. ”Hahhhh!!!” seorang laki-laki dengan senyum manisnya....dia menjulurkan tangannya. ”Hai...Mai...gmana kabarmu?akulah yang slama ini menulis puisi itu katanya dengan tenang. ”Hahhh kmaw????. Warna jingga telah menjawab pertanyaanku tentang sosoknya slama ini. Matahari yang akan ke peraduan mengulum senyum akan akhir kisah cintaku (Inspiration from my student Maida )

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda