Aku, Dia dan Mereka

Sebuah Pencarian dan Pembelajaran Diri

Rabu, 11 Februari 2009

IKHLAS KUNCI RIDHO

IKHLAS KUNCI RIDHO

Pernahkah kita mengalami peristiwa, dimana terkadang kebaikan kita di balas sesuatu yang tidak mengenakan, padahal kita telah berkorban banyak untuknya, tetap setelah mendapatkan kebaikan terkadang mereka membalas dengan kejelekkan. Terkadang kita kecewa dan marah, mulailah kita mengungkit kebaikan kita pada orang-orang yang mengecewakan kita, keikhlasan yang kita yang dulu kita dengungkan sirna nilainya saat kita mengungkit kebaikan kita, saat itulah keikhlasan kita di uji.
Di dalam sebuah riwayat, ketika rasululloh berkumpul dengan para sahabatnya, tiba-tiba beliau bersabda,” Wahai sahabatku, maukah kalian ku beritahu salah seorang dari kalian menjadi ahli surga?”, lalu sahabat-sahabat mengiyakan. Rasululloh bersabda,” sebentar lagi dia lewat ke sini”. Tak berapa lama datanglah seseorang yang tidak banyak di kenal, ibadahnya biasa-biasa saja, dan itu yang membuat sahabat yang lain bertanya-tanya, kenapa orang ini di katakan Nabi sebagai salahsatu ahli surga. Dan ada seeorang sahabat mencari tahu dan mengorek keterangan tentang itu, amalan apakah yang membuatnya patut untuk menjadi ahli surga.
Dari cerita di atas dapat di simpulkan bahwa salah satu amalan menjadi ahli surga adalah ikhlas.
Mungkin kita bertanya-tanya apakah pengertian ikhlas itu?. Ikhlas artinya memurnikan niat semata-mata mencari ridhoNya. Seseorang yang terlatih dan paham tentang ikhlas tidak mungkin mencari popularitas, pujian, gila hormat atau merebut jabatan atau kedudukan. Apabila di beri amanah pasti akan menjalankan dengan penuh tanggungjawab dan bukan semata-mata tempat mencari uang sebanyak-banyaknya ( ladang basah )karena dia tahu semua aktifitasnya akan dimintai pertanggungjawaban kelak di hadapan Tuhannya yang Maha Melihat dan Maha Tahu atas hambanya.
” Sungguh kami, demi Alloh tidak akan menguasakan jabatan kepada sapa saja yang mencarinya dan kepada siapasaja yang loba kepadanya,”(HR. Bukhari dan Muslim)

Ikhlas hanya ada dapat di ketemukan dalam kehendak yag terpancar dari hati yang tulus dan bersih (Qolbun salim) yang tidak berharap apapun selain RidhoNya. Dalam sebuah Hadist, rasululloh bersabda,” Sesungguhnya Alloh tdak melihat tubuhmu dan potonganmu, tapi melihat hatimu”. Ada sebuah riwayat tentang laki-laki salahseorang yang berperang bersama Nabi, dan ia meninggal di peperangan, berkatalah sahabat,” Sungguh sangat beruntung si fulan, sahidlah dia”, lalu Rasululloh berkata, ” Sesunggunya dia merupakan ahli neraka karena niatnya”. Ternyata perang yang di lakukan laki-laki itu hanyalah dendam yang bersemayam di dadanya, bukan semata-semata karena Alloh, sungguh kerugian yang di dapatnya.
Makna esensial dari konsepsi ikhlas adalah perjuangan yang di dorong semata-mata cita-cita atau keinginan hati nurani yang bersih dan membebaskan diri dari penghambaan terhadap materi atau mahluknya, agar manusia menghambakan dirinya hanya pada Alloh semata (Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in). Kalaupun nanti keikhlasan kita berbuah sesuatu yang mengiringinya (harta, jabatan) itulah hadiah dari keikhlasan kita, asal bukan tujuan dan niat kita.(Hoer)

” Hai orang-orang beriman janganlah, kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut dan menyakiti perasaan (orang yang menerima), seperti menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan tidak berman kepada Alloh dan hari kemudian. Maka perumpamaanorang itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudan batu itu di imapa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan, dan Allo tidak memberi petunjuk kepada orang yang menolak kebenaran”.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda